Nilai Emansipatoris
Teori Kritis Habermas untuk Pendidikan (by : Upik)
Habermas
adalah salah satu dari tokoh-tokoh filosof jerman yang tidak kalah menarik
untuk dipelajari, karena pemikiran-pemikirannya yang berani, seperti nilai
emansipatoris teori kritis terhadap
pendidikan. Teori ini memfokuskan
terhadap kebebasan manusia dalam masyarakat modern atau juga dikenal dengan Age Of Reason.
Masyarakat modern dinilai masih terbelenggu oleh sikap tradisional, terutama
kaitannya dengan agama dan feodalisme.
Untuk itulah kiranya perlu
dijauhkan dari rasa takut dan dilepaskan dari sikap-sikap tahayul untuk mencari
kebenaran yang berdasarkan alas an-alasan rasional serta sesuai dengan tatanan
sosial.
Dengan
semangat pencerahan, manusia diharapkan memiliki kebebasan dalam berfikir
sehingga mampu berfikir dengan apa yang mereka miliki (akal). Kebebasan atau
keberania berfikir yang melampaui dari ketertinggalan (tahayul) ini dapat
dibina melalui institusi pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya sekolah frankfrut
didirikan pada tahun 1923 serta memiliki orientasi pada tatanan social
yang membebaskan kehidupan manusia dari segala sektor (membentuk sikap kritis),
baik kaitannya dengan politik demokratis maupun yang lainnya. Habermas dapat
dikatan sebagai generasi kedua dari sekolah ini. Sehingga
pemikiran-pemikirannya tidak terlepas dari pengaruh madhab frankfrut yang
mengantarkannya pada teori kritisnya.
Adapun
tujuan sekolah yang dipelopori oleh Max Horkheimer dan Theodor Adorno ini adalah pertama untuk mengahasilkan agen
atau siswa yang memiliki sikap kritis dan semangat pencerahan. Kedua membentuk
agan-agen atau siswa –siswa yang mampu melepaskan diri dari bentuk-bentuk
pemaksaan dan memiliki kesadaran sebagai selayaknya manusia.
Namun
senyatanya lembaga pendidikan terkadang belum tentu bias mengantarkan siswa
atau age-agenya menjadi manusia yang terbebaskan dari segi berfikirnya, hal ini
disebabkan karena terkadang kebijakan politk terhadap pendidikan masih belum
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebijakan yang diberkan terkadang justru
mengkebiri sikip kritis peserta didik.
Dari sini
dapat arahkan jika teori kritis habermas ini diterapkan dalam pendidikan, maka
para penguasa tidak akan semena-mena dalam menentukan kebijakan. Pendidikan akan
mengalami reformasi kearah yang lebih membebaskan dari pemikiran-pemikiran yang
bersifat tahuyul dan lebih jauh akan akan orang yang bersikap kritis terhadap
kebijakan yang tidak memihak pada masyarakat.