PEMBELAJARAN
TEMATIK
Oleh :
Upik Khoirul Abidin
Abstrak
Pembelajaran tematik
merupakan salah satu metode pembelajaran yang memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. Karena pembelajaran tematik
melibatkan beberapa mata pelajaran dalam standar kompetensi yang dimediai oleh
satu tema. Bagamana dalam pemilihan tema yang bisa mengikat dari beberapa mata
pelajaran merupakan bagian dari kelebihan pembelajaran ini. Sehingga proses
belajar mengajar akan lebih diminati dan atau lebih bisa memancing peran aktif
dari para siswa. Selain dari itu pembelajaran tematik juga dapat diakatan
pembelajaran dengan pendekatan student centered. Dalam makalah ini lebih
memfokuskan bagaimana penerapan pembelajaran tematik, kususnya pada sekolah
dasar.
Kata Kunci: Pembelajaran,
Tematik, Penerapan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mendiskusikan dunia pendidikan
secara terus menerus meski banyak menguras energi dan pikiran tentunya tidak
menjadikan lelah bahkan kebosanan bagi pecinta pendidikan, justru mampu
memberikan sensasi tersendiri untuk melalukakn penggalian lebih dalam. Karena
sejalan dengan perkembangan jaman, pendidikan terus menyesuaikan dirinya menuju pada pendidikan yang berkontribusi
terhadap sumber daya manusia berkualitas tinggi dan mampu memberi jawaban
terhadap perkembangan atau persoalan-persoalan yang dihadapi manusaia. Namun
untuk memperoleh kualitas yang baik tentunya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor
lain yang mendudkungnya, misalnya; sarana gedung, buku yang berkualitas dan
guru serta tenaga kependidikan yang profesional[1].
Diantara ketiga faktor tersebut
tentunya guru berada dalam posisi yang
urgen. Dalam konteks pendidikan guru mempunyai peranan yang besar dan
strategis, sebab gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan
pendidikan, berhadapan secara langsung dengan peserta didik untuk
mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai luhur melalui bimbingan dan keteladanan[2].
Dalam peranannya ini sudah
menjadi keharusan bagi seorang guru untuk memeliki aneka ragam pengetahuan,
ketrampilan keguruan, kreatif, inovatif dan lain sebagainya. Termasuk
kemampuannya dalam menguasai proses belajar mengajar (metode pembelajaran),
misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran tematik yang menjadi pokok
bahasan pada makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PEMBELAJARAN TEMATIK.
Upaya untuk menigkatkan
kualitas pendidikan terus dilakukan (restrukturisasi pendidikan)[3],
baik dalam sektor kurikulum, pemerintah, hubungan dengan masyarakat atau
lingkungan , bahkan kualitas guru juga terus ditingkatkan. Karena guru memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Terlebih guru juga
dituntut untuk lebih kaya dalam menguasai metode pembelajaran. Diantara
metode-metode tetsebut adalah metode pembelajaran tematik[4].
.Dalam mengawali pembahasan
tentang pembelajaran tematik, di makalah ini terlebih dahulu akan disuguhkan
tentang pengertian dari pokok pembahasan untuk menghindari kesalah pahaman dan
juga untuk mempermudah fokus pendiskusian. Pembelajaran tematik juga biasa
disebut dengan pembelajaran terpadu, karena konsep ini telah menggabungkan dari
beberapa bidang studi atau mata pelajaran dalam satu tema dengan tujuan
pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan kaya pengetahuan.
Tema merupakan alat atau waduh
untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam
pembelajaran tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum[5]
dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan
membuat pembelajaran lebih bermakna. Argumentasi yang dibangun dalam
pembelajaran yang menggunakan tema, dimaksudkan agar anak didik mampu mengenal
berbagai konsep secara mudah dan jelas[6].
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakana kepada siswa
atau dengan bahasa yang singkat pembelajaran tematik ini merupakan pembelajaran
yang memadukan beberapa mata pelajaran atau bidang studi dalam satu tema.
Keterpaduan tersebut dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Jadi dari berbagai penjelasan di atas yang dimaksud dengan pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemerasatu materi
dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.
Selain pengertian di atas,
masih ada beberapa pengertian-pengertian terhadap pembelajaran tematik, seperti
yang dijelaskan oleh tim pengembang PGSD dalam pembelajaran terpadu D-II PGSD.
Adapun pengertian-pengartian tersebut sebagai berikut[7]:
1. Pemebelajaran
yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan
untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang
studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2. Suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
3. Suatu
cara untuk mengembangkan pengatahuan dan keterampilan anak secara simultan.
4. Menggabungkan
suatu konsep dalam beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang berbada
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakana.
B. RUANG
LINGKUP PEMBELAJARAN TEMATIK.
Pembelajaran tematik tidak bisa
diterapakan pada semua tingkatan kelas serta seluruh bidang studi, ada
batasan-batasan tersendiri atau ruanglingkup tersendiri yang menjadi sasaran
pembelajaran tematik, baik tingkatan kelas atau bidang studi. Adapaun
ruanglingkup tersebut adalah sebagai berikut: pada tingkatan kelas tematik
diberikan pada kelas I-III sekolah dasar dan pada bidang studi pada bahasa
Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan, ilmu
pengetahuan social, kerajinan tangan dan kesenian, serta pendidikan jasmani.
C. KARAKTERISTIK
DAN RAMBU- RAMBU PEMBELAJARAN TEMATIK.
Adapun karakteristik
pembelajaran tematik yang menjadi pembeda dengan pembelajaran yang lain adalah
sebagaimana berikut[8]:
1.
Berpusat pada peserta didik.
Maksudnya, pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subyek belajar,sedangkan posisi guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai
fasilitator.
2.
Memberikan pengalaman langsung
pada peserta didik (direct experiences); dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memehami hal-hal yang
lebih abstrak.
3.
Pemisahan antara mata pelajaran
tidak begitu nyata dan jelas; maksudnya, focus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan suatu konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan hal ini siswa
diharapkan mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh serta untuk
membantu permasalahan siswadalam kehidupan sehari-hari.
5.
Fleksibel atau luwes, dalam
artian ini bahan ajar dalam satu mata pelajaran dapat dikaitkan dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan dapat dikaitkan dengan lingkungan tempat sekolah
dan siswa berada.
6.
Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, sebab siswa diberikan kesempatan untuk
mengoptimalakan potensinya sesuai dengan keinginannya.
7.
Menggunakan prinsip belajar
sambil bermain, sehingga proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan.
Selain terdapat karakteristik,
dalam pembelajaran ini juga terdapat rambu-rambu yang harus diperhatikan.
1.
Tidak semua pelajaran harus
dipadukan.
2.
Dimungkinkan terjadi
penggabungan kopentensi dasar linats semester.
3.
Kopetensi dasar yang tidak
dapat dipadukan, tidak boleh dipaksakan untuk dipadukan, melainkan disajikan
secara tersendiri.
4.
Kompetensi dasar yang tidak
tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan dengan cara melalui tema lain
atau secara tersendiri.
5.
Kegiatan pembelajran ditekankan
pada kemmpuan membaca, menulis, berhitung, dan penanaman nilai-nilai moral.
6.
Tema-tema yang dipilih
disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan daerah setempat.
D. PRINSIP
DAN LANGKAH PEMILIHAN TEMA.
“Tema”, sudah menjadi titik
poin dalam pembelajaran tematik[9],
karena tema memiliki fungsi untuk memadukan beberapa mata pelajaran. Maka dari
itu dalam menentukan tema harus benar-benar dilakukan secara hati-hati agar
tema tersebut mampu memadukan beberapa mata pelajaran maupun kompetensi dasar
dengan memperhatikan prinsip dan langkah-langkah sebagai berikut[10]:
1.
Kedekatan, artinya tema
hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak didik,
kemudian tema yang semakin jauh dari kehidupan.
2.
Kesederhanaan, tema hendaknya
dipilih dari tema-tema yang sederhana, baru kemudian ke tema-tema yang lebih
rumit.
3.
Kemenarikan tema dipilih mulai
dari yang menarik minat anak didik, yang kemudian bisa dilanjutkan pada
tema-tema yang kurang menarik.
4.
Keinsidentalan, hal ini
memiliki pengertian bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar tempat
pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan atau dikaitkan dalam pembelajaran
meskipun peristiwa tersebut tidak sesuai dengan tema yang sedang diajarkan.
Langkah-langkah:
1.
Mengidentifikasi tema yang
sesuai dengan hasil belajar dan indicator dalam kurikulum.
2.
Menata dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3.
Menjabarkan tema kedalam
sub-sub tema dengan tujuan tema tidak terlalu luas.
4.
Memilih subtema yang sesuai.
Berikut ini adalah salah
satu contoh-contoh jaringan tema yang melibatkan beberapa mata pelajaran[11].
|
|||||
|
|||||
|
E. LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Untuk mengaplikasikan
pembelajaran tematik ada beberapa panduan langkah-langka yang dapat dijaikan
pedoman guna mempermudak persiapan pembelajaran pertama: pemetaan
kompetensi dasar; pada bagian ini perlu dilakukan karenauntuk memperoleh
gambaran menyeluruh dari semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Dalam pemetaan ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu[12]:
a.
Mempelajari standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang terdapat di tiap-tiap materi pelajra, berikutnya
mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat
dipadukan, dan selanjutnya baru menentukan tema sebagai pemersatu.
b.
Menetapkan tema-tema terlebih
dahulu kemudian mengidentifikasi kompetansi dasar dari beberapa mata pelajaran
yang cocok dengan tema yang dipilih.
Kedua: menetapkan
jaringan tema, dalam artian menhubungkan kompetensi dasar dengan tema oemersatu
dan mengembangkan indicator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang
terpilih. Ketiga: penyusunan silabus. Keempat: penyusunan rencana
pembelajaran, adalah menjabarkan silabus ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang memiliki beberapa komponen sekaligus menjadi pembeda dari RPP
pembelajaran diluar pembelajaran tematik. Kompenen tersebut meliputi :
a.
Identitas mata pelajaran ( nama
pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan alokasi waktu).
b.
Kompetensi dasar dan indicator
yang ingin dicapai.
c.
Materi pokok beserta uraiannya.
d.
Strategi pembelajaran.
e.
Alat, media, dan sumber bahan
pembelajaran.
f. Penilaian
dan tindak lanjut.
Kelima:
pengelolaan kelas, ini juga menjadi bagian penting untuk diperhatikan dalam
pembelajaran tematik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
optimal. Ruang kelas dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan tema yang
sedang dilaksanakan, semisal tema yang dipelajari berkaitan dengan jenis-jenis
binatang, maka kelas perlu dilengkapi dengan bebrapa gambar hewan (sapi,
kembau, harimu, kera, kucing, buaya dan lain sebagainya). Setting bangku
peserta didik juga dapat dirubah-rubah sesuai dengan selera; tempat duduk
peserta didik tidak harus du kursi, melaikan bisa di karpet bergambar atau
tikar; proses belajar tidak harus di ruang kelas, melainkan bisa di luar kelas;
dinding kelas juga bisa dimanfaatkan untuk memajang hasil-hasil karya anak
didik (lukisan, kerajinan, dll).
F. MENETAPKAN
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR.
Dalam mengkaji standar
kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu:
a.
Urutan berdasarkan herarki
konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
b.
Keterkaitan antara standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c.
Keterkaitan standar kompetensi
dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Kompetensi dasar berisi
mengenai pengethuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dan siswi
dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran
yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester I[13].
Mata
pelajaran : Kewarganegaraan
Kelas/semester
: satu/satu
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1. Menerapkan
hidup rukun dalam perbedaan
|
1.1
Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama,
dan suku bangsa.
1.2
Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan
di rumah dan di sekolah.
1.3 Menerapkan
hidup rukun di sekolah dan rumah.
|
2. Membiasakan
tertib di rumah dan di sekolah
|
2.1
Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah
dan di sekolah.
2.2
Melaksanakan tata tertib di rumah dan di
sekolah.
|
Mata
pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester
: satu/satu
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Mendengarkan
1. Memahami
bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
|
1.1 membedakan
berbagai bunyi bahasa.
1.2 Melaksanakan
sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana.
1.3 Menyebutkan
tokoh-tokoh dalam cerita.
|
Berbicara
2. Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur
sapa, pengenalan benda dan anggota tubuh, dan deklamasi.
|
2.1 memperkenalkan
dirisendiri dengan kalimat sederhada dan santun.
2.2 Menyapa
orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepan dan santun.
2.3 Mendeskripsikan
benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana.
2.4 Mendeklamasikan
puisi anak dengan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
|
Membaca
3. Memahami
teks pendek dengan membaca nyaring.
|
3.1 membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
3.2 Membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
|
Menulis
4. Menulis
permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin.
|
4.1 menjiplak
berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan huruf.
4.2 Menebalkan
berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan huruf.
4.3 Mentoh
huruf, kata, kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar.
4.4 Melengkapi
kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar.
4.5 Menyalin
puisi anak sederhana dengan huruf lepas.
|
Mata
pelajaran : Matematika
Kelas/semester
: satu/satu
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Bilangan
1. Melakukan
penjumlahan dan mengurangi bilangan sampai 20
|
1.1 mebilang
banyak benda.
1.2 Mengurutkan
banyak benda.
1.3 Melakukan
penjuml;ahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
1.4 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20.
|
Geometri
dan pengukuran
2. Menggunakan
pengukuran waktu dan panjang.
|
2.1 menentukan
waktu 9pagi, siang, sore, malam), hari, dan jam (secara bulat).
2.2 Menentukan
lama suatu kejadian berlangsung.
2.3 Mengenal
panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari 9pendek,panjang) dan
membandingkannya.
2.4 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang.
|
3. mengenal
bebrapa bangun ruang.
|
3.1 mengelompokkan
bebrabgai bangun ruang (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut).
3.2 Menentukan
urutan benda-benda ruang yang sejenis menurut besarnya.
|
Mata
pelajaran : IPA
Kelas/semester
: satu/satu
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Makhluk hidup dan proses kehidupan
1. Mengenal
anggota tubuh dan kegunaaannya, serta cara perawatannya.
|
1.1 mengenal
bagian-bagain tubuh dan kegunaannya serta perawatannya.
1.2 Mengidentifikasi
kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (maka, air, pakaian, udara,
lingkungan sehat).
1.3 Membiasakan
hidup sehat.
|
2. Mengenal
cara merawat lingkungan agar tetap sehat.
|
2.1 mengenal
cara menjga lingkungan agar tetap sehat.
2.2 Membedakan
lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat.
2.3 Menceritakan
perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar.
|
Benda dan sifatnya
3. Mengenal
berbagai sifat benda dan kegunaanya melalui pengamatan perubahan bentuk
benda.
|
3.1 mengidentifikasi
benda yang adadi lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pegamatan.
3.2 Mengenal
benda yang dapat diubah bentuknya.
3.3 Mengidentifikasi
kegunaan benda di lingkungan sekitar.
|
Mata
pelajaran : IPS
Kelas/semester
: satu/satu
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1. Memahami
identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan
keluarga.
|
1.1 mengidentifikasi
identitas diri, keluarga, dan kerabat.
1.2 Menceritakan
pengalaman diri.
1.3 Menceritakan
kasih saying antar anggota keluarga.
1.4 Menunjukkan
sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.
|
Mata
pelajaran : Seni budaya dan ketrampilan
Kelas/semester
: satu/satu
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Seni
rupa
1. Megapresiasi
karya seni rupa
|
1.1 mengidentifikasi
unsur rupa pada benda di alam sekitar.
1.2 Menunjukkan
sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada benda di alam.
|
2. Mengekspresikan
diri melalui karya seni rupa.
|
2.1 engekspresikan
diri melalui gambar ekspresif.
2.2 Mengekspresikan
diri melalui teknik mengguntuing/menyobek.
|
Seni
music
3. Mengapresiasi
karya seni music
|
3.1 Mengedentifikasi
unsut/elemen music dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
3.2 Mengelompokkan
bunyi berdasarkan sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
3.3 Menunjukkan
sikap apresiatif terhadap sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
|
4. Mengekspresikan
diri melalui karya seni music.
|
4.1 Menampilkan
permainan pola irama sederhana.
4.2 Mengekspresikan
diri melalui vocal.
4.3 Mengekspresikan
diri melalui alan music atau sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
4.4 Melafalkan
lagu anak-anak.
4.5 Menyanyikan
lagu anak-anak secara individu, kelompok atau klasikal.
|
Seni
tari
5. Mengapresiasi
karya seni tari.
|
5.1 Mengidentifikasi
fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat.
5.2 Menampilkan
gerak tari menurut tingkatan tinggi rendah.
5.3 Menunjukkan
sikap apresiatif terhadap gerak tari menurut tingkatan tinggi rendah.
|
6. Mengekspresikan
diri melalui karya seni tari.
|
6.1 Menanggapi
rangsangan bunyi dengan gerakan spontan.
6.2 Menampilkan
unsur gerak tari di depan penonton.
|
Mata
pelajaran :Penjaskes
Kelas/semester
: satu/satu
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1. Mempraktekkan
gerak dasar kedalam permainansederhana/aktivitas jasmani dan nilai yang
terkandung di dalamnya.
|
1.1 mempratekkan
gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan, serta nilai spontanitas,
kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
1.2 Mempratekkan
gerak dasar memutar, mengayun, atau enekuk dalam permainan, serta nilai
spontanitas, kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
1.3 Mempratekkan
gerak dasar lempar tangkap dan sejenisnya dalam permainan, serta nilai
spontanitas, kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
|
2. Mendemontrasikan
sikap tubuh dalam berbagai posisi.
|
2.1 Mendemontrasikan
sikap tubuh dalam posisi berdiri.
2.2 Mendemontrasikan
sikap tubuh dalam posisi berjalan.
|
3. Mempratekkan
senam lantai sederhana tanpa alat dan nilai yang terkandung di dalamnya.
|
3.1 mempratekkan
gerak keseimbangan statis tanpa alat, serta nilai percaya diri dan disiplin.
3.2 mempratekkan
gerak keseimbangan dinamis tanpa alat, serta nilai percaya diri dan disiplin.
|
4. Mengungkapkan
perasaan melalui gerak berirama dan nilai yang terkandung di dalamnya
|
4.1 mempratekkan
gerak bebas berirama tanpa menggunakan music dan nila disiplin dan kerja
sama.
4.2 mempratekkan
gerak bebas berirama menggunakan music dan nila disiplin dan kerja sama.
|
5. Menerapkan
budaya hidup sehat.
|
5.1 Menjaga
kebersihan diri yang meliputi kuku dan kulit.
5.2 Mengenal
pentingnya imunisasi.
|
Dari contoh standar kompetensi,
kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran di atas, maka selanjutnya kita
perlu untuk mengidentifikasi keterhubungan standar kompetensi, kompetensi dasar
dari tiap-tiap mata pelajaran dengan tujuan kita untuk mempermudah dalam
menentukan materi pokok atau indicator pencapaian kompetensi. Melakukan
identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan Indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga standar kompotensi,
kompetensi dasar, dan Indikator terbagi habis, akan tetapi jika terdapat
kompetensi yang tidak tercakup pada tema, maka kopetensi tersebut disajikan
secara terpisan atau menggunakan tema lain.
KESIMPULAN
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemerasatu materi dalam
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.
Prinsip dalam menentukan tema pada pembelajaran
tematik.
a.
Kedekatan.
b.
Kesederhanaan.
c.
Kemenarikan.
d.
Keinsidentalan.
Langkah-langkah dalam menyusun
pembelajaran tematik
a. Pemetaan
kompetensi dasar.
b. Penetapan
jaringan tema.
c. Penyusunan
silabus.
d. Penyusunan
RPP.
e. Pengelolaan
kelas
Jika terdapat kompetensi dari
bebrapa mata pelajaran yang belum dapat dipadukan, maka kompetensi tetap harus
diajarkan dengan cara tersendiri atau menggunakan teama yang lain.
DAFTAR PUSTAKA.
Aziz, Abd, Filsafat
Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Surabaya:
eLKAF, 2006).
Basri, Hasan dan Beni Ahmad
Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid Ii, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2010).
E. Mulyasa, Menjadi Guru
Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, ( Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Hamalik,
Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009).
Kunandar, Guru Professional;
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Persiapan Menghadapi
Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007).
Majid, Abdul, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009).
Muhaimin, Wacana
Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PSAPM, 2004).
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi
Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana,
2011)
Usman, Moh Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:
PT remaja Rosdakarya, 2009).
[1] Tiga faktor tersebut dikutip dari hasil
wawancara antara mantan Menteri Pendidikan Nasional (Wardiman Djoyonegoro)
dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tanggal 16 Agustus 2004. Lihat
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. VIII, h. 1.
[2] Kunandar, Guru Professional;
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Persiapan Menghadapi
Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. v.
[3] Restrukturisasi pendidikan adalah
memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya, dengan pemerintah, pola
pengembangan perencanaan serta pengembangan manjerialnya, pemberdayaan guru dan
model-model pembelajaran. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran:
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet. VI, h. 3.
[4] Guru juga sebagai demonstator, sebagai
pengelola kelas, sebagai mediator atau fasilitator, dan juga sebagai
evaluator. Moh Uzer Usman, Menjadi
Guru Profesional, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009), cet. XXIII, h.
9-11.
[5]
Sebenarnya cukup banyak pengertian
tentang kurikulum, namun belakangan ini kurikulum yang lebih dikenal adalah
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu kurikulum yang berorientasi pada hasil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian
pengalaman belajar yang bermakna dan keberagaman yang dapat dimanifestasikan
sesuai dengan kebutuhannya. Kurikulum ini lebih menekankan pada kompetensi
pertanyaan apa yang dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa. Hasan
Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid Ii, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2010), h. 177-178. Lihat juga, Abd. Aziz, Filsafat
Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Surabaya:
eLKAF, 2006), h. 136. Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya:
PSAPM, 2004), Cet. II, h. 182.
[6] Kunandar, 311.
[7] Ibid, 312.
[8] Ibid, 313-314.
[9] Hamper ada kemiripan antara pembelajaran
tematik dengan pembelajaran advokat, keduanya sama-sama menekankan pembelajran
yang melibatkan peserta didik secara penuh (student cencered), pembelajaran
odvokasi juga menuntut peserta didik untuk menggunakan berbagai ketrampilan,
seperti menganalisis, berbicara, mendengar, dll. Pengajaran ini juga
menggunakan topic tertentu dalam pembelajaran, akan tetapi tidak memadukan dari
berbagai mata pelajaran. Lebih jelas tentang pembelajaran odvokad lihat Oemar
hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet. 9, h.
228.
[10] Kunandar, 315-316.
[11] Trianto, Desain Pengembangan
Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI,
(Jakarta: Kencana, 2011), h. 238.
[12] Kunandar,…,
317-326.
[13] Trianto, h. 335-339.